Belajar Toleransi Melalui Film “Rumah di Seribu Ombak”

Satu lagi film bagus yang bercerita mengenai toleransi kehidupan beragama. “Rumah di Seribu Ombak” adalah film inspiratif garapan sutradara Erwin Arnada ini yang berkisah tentang Samihi (Risjad Aden/Andre Julian) seorang anak yang takut dengan air akibat mendapat larangan dari almarhum ibunya yang tak ingin dia meninggal tenggelam seperti mendiang kakaknya. Pada suatu ketika, Samihi dipertemukan dengan I wayan Manik/Yanik (Dedey Rusma/Riman Jayadi) di pinggir pantai Lovina saat gerombolan anak nakal ingin merebut sepeda Samihi. Sejak saat itulah jalinan persahabatan antara keduanya mulai mengalir dan memiliki cerita tentang bagaimana perbedaan dapat berujung tolong menolong serta saling mengasihi satu sama lain.

Bagi Samihi, Yanik bukanlah cuma sekedar teman tapi juga sebagai kakak. Yanik mengajarkan banyak hal sekaligus mendengarkan berbagai masalah yang sering dihadapi oleh Samihi. Salah satunya adalah membantu kualitas vokal Samihi untuk menjuarai lomba Qiro'atul Qur'an meskipun Yanik tak mengerti sama sekali tentang isi dan kandungan kitab suci Al-Quran. Hal itu tergolong wajar karena Yanik bergama Hindu sedangkan Samihi adalah seorang muslim.

Seiring berjalannya waktu, Samihi akhirnya juga menjadi tempat curahan hati Yanik, dimana dirinya sempat mengalami peristiwa kelam yang dilakukan oleh seorang pedofilia asal Belgia bernama Andrew. Pertengkaran hebat pun mulai terjadi ketika tanpa sengaja Samihi membocorkan kisah kelam Yanik ke beberapa orang di Singaraja.

Indahnya toleransi seakan menjadi kata kunci dari film garapan sutradara Erwin Arnada ini. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya bagian cerita yang menampilkan rasa toleransi Yanik sebagai umat Hindu dan Samihi yang seorang Muslim, bisa saling menghormati bahkan membantu satu sama lain. Kisah ini terasa semakin indah karena dibalut dengan pesona alam yang eksotis di kawasan pantai Lovina, Bali.

Meskipun film Rumah di Seribu Ombak mayoritas di bintangi oleh artis pendatang baru, namun kualitas akting mereka ternyata cukup mumpuni dan mampu mengimbangi peran yang dilakoni oleh aktor berpengalaman sekelas Lukman Sardi. Salah satu aktor cilik yang paling menonjol di film ini adalah Risjad Aden yang sukses berperan sebagai Samihi kecil sekaligus anak dari H. Aminullah (Lukman Sardi). Risjad mampu berakting sangat alami, spontan dan berkesan lugu, termasuk ketika beradegan menangis saat hari raya Idul Fitri serta berdoa di makan ibunya.

Film bertemakan anak tentu tidak lepas dengan unsur komedi kecil yang segar, dimana hal itu juga terdapat di film Rumah di Seribu Pulau melalaui karakter Samihi dan Yanik kecil. Penonton seakan terpancing untuk tertawa, ketika Yanik mulai memaksa Samihi agar lebih berani dengan air dan belajar berenang.

Salah satu hal yang menarik dari film Rumah di Seribu Ombak adalah keterlibatan drummer grup band 'Superman Is Dead' (S.I.D) Jerinx yang berperan sebagai tokoh warga di Singaraja, Bali, bernama Ngurah Panji. Selain berakting, Jerinx juga terlibat dalam mengisi soundtrack film Rumah di Seribu Ombak lewat hits single milik 'Superman Is Dead' berjudul 'Kuat Kita Bersinar'.

Secara keseluruhan, cerita dari film ini sangatlah inspiratif karena mengisahkan tentang menghadapi trauma masa kecil, keberhasilan dan persahabatan. Film bertemakan keluarga yang turut dibintangi oleh Andania Suri, Riman Jayadi, Andre Julian, Bianca Oleen dan Tania Grace ini, dijadwalkan rilis di bioskop saat liburan Lebaran pada bulan Agustus 2012.

Read More->

Download Film 18++ FOREVER LOVE

Sinopsis-Selama ini yang ditunggu-tunggu oleh KARA (Adipati Dolken) hanya satu. Hari di mana ia menginjak usia 18 tahun. Karena di usia itulah opanya (Roy Marten) menjanjikan Kara sebuah hadiah yang paling tidak akan terlupakan seumur hidupnya.

Sedang bersenang-senang bersama para sahabatnya di Bandung, Kara yang selama ini waktunya dihabiskan dengan bersenang-senang musti mendapatkan kejutan yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya. Ternyata kado dari opanya bukanlah uang, mobil atau kesempatan keliling dunia, namun justru kemandirian.

Di usianya yang ke-18, Kara musti kehilangan segalanya. Semua fasilitas, kekayaan dan kemungkinan besar, para sahabatnya yang socialite Kara terpaksa pulang ke Jakarta, rencananya ia mau menuntut kembali ke opa, apa yang sudah menjadi haknya.
Namun setelah terlibat perkelahian yang menyebabkan Kara tidak sadarkan diri, Kara diselamatkan oleh seorang gadis, MILA (Kimberly Ryder) yang membawa Kara pulang ke rumahnya.

Menyangka Kara hanyalah orang miskin kebanyakan, keluarga Mila, IBU MILA (Keke Soeryo Renaldi) dan SASI (Reska Tania), adik Mila semata wayang, menampung Kara di rumah mereka yang sederhana Kara yang biasa hidup enak pun shock dengan kondisi barunya, namun lama-lama Kara merasa tertantang untuk bisa memberi ke keluarga "barunya" itu, dengan mulai belajar bekerja serabutan.

Hubungan Kara dengan Mila dan keluarganya semakin dekat. Namun ternyata para sahabat Kara berhasil menemukan Kara dan ingin membawa Kara ke kehidupannya yang dulu penuh hura-hura Mila memergoki Kara yang sedang mabuk-mabukan bersama para sahabat, langsung mengusir Kara dari rumah dan kehidupannya.

Kara pun mulai sadar kalau kehidupannya yang dulu sudah tidak cocok dengan hatinya sekarang, ia ingin kembali kepada Mila, namun Mila selalu menolaknya. Tanpa Kara ketahui, ternyata Mila juga mempunyai sebuah rahasia besar tentang masa lalunya. Bukankah cinta selalu abadi walaupun mereka sulit bersama....
Ada yang mau download film ini? Tunggu link downloadnya yah…?

Read More->

Download Film The Amazing Spider Man

Spider Man-Amazing, juga dikenal sebagai The Spider-Man 3D Amazing, adalah sebuah film superhero Amerika yang akan datang berdasarkan buku komik dengan nama yang sama yang saat ini dalam pasca-produksi. Ini adalah film keempat Columbia Pictures berdasarkan karakter Komik Marvel Spider-Man dan film pertama dalam franchise Spider-Man film yang reboot. Film ini diarahkan oleh Marc Webb. Gips termasuk Andrew Garfield sebagai Peter Parker, Emma Stone sebagai Gwen Stacy dan Rhys Ifans sebagai Dr Curt Connors.

Superheros are coming back to save the town in 2012! Setelah "The Dark Knight Rises", kini trailer resmi pertama “The Amazing Spider-Man” bocor di internet, bahkan mendahului jadwal perilisan resmi yang seharusnya mengambil moment dalam Comic Con.

yang akan berlangsung mulai tanggal 21 – 24 Juli 2011. Meskipun kualitasnya masih buruk, namun trailer ini sukses mengungkap jalan cerita the newest Spider-Man movie which seems will be darker than Sam Raimi’s Spider-Man trilogy.

Scene dibuka dengan adegan Peter Parker muda (Andrew Garfield) yang ditelantarkan kedua orangtuanya sampai ia berubah menjadi Peter remaja.
Ada sedikit adegan yang menunjukkan Paman dan Bibi yang merawatnya, Aunt May (Sally Field) dan Uncle Ben (Martin Sheen). Trailer masih dimeriahkan dengan kehadiran Gwen Stacy (Emma Stone) dan Dr. Curt Conners (Rhys Ifans).Namun pemeran dan bentuk alter ego Peter, The Lizard, belum dimunculkan di dalam trailer.

Sisa trailer dipenuhi adegan Peter yang mulai merasakan super power di dalam dirinya setelah digigit laba-laba. Running, jumping, swinging through the city and climbing the buildings, seen from his perspective.





                                                                       
Read More->

“Brandal-Brandal Ciliwung” Film Anak Buat Libur Lebaran

Satu lagi film bagus buat anak-anak negeri ini. Ya, “Brandal-Brandal Ciliwung” adalah judul film yang segera tayang pada libur lebaran mendatang. Film garapan Guntur Soeharjanto ini berkisah tentang lima sahabat, yang tinggal di pinggir kali Ciliwung.

Walau mereka semua berbeda, tapi mereka selalu bersama dan menamakan diri sebagai Pasukan Ciliwung. Di mata Wak Haji, mereka dianggap anak-anak brandal yang selalu membuat onar. Di mata Adam dan kawan-kawan, mereka dianggap musuh yang harus dikalahkan dalam setiap pertandingan, mulai dari kasti, balap renang hingga lomba getek.
Persoalan mulai muncul ketika datang seorang gadis tomboy bernama Sissy, cucu Babah Alun - pemilik pabrik tahu di kampung mereka. Persahabatan mereka mulai retak jadinya, padahal lomba getek Ciliwung sudah dekat.

Apakah mereka akan bersatu kembali sebagai Pasukan Ciliwung? Sebuah film anak yang mengajarkan tentang persahabatan dan kebersamaan. Penasaran? Saksikan bersama seluruh keluarga Anda di hari raya Lebaran.


Read More->

Mengenal Tari Pendet Bali

Tari Pendet Tari Pendet atau merupakan tari tradisional dari Bali Indonesia yang awalnya merupakan tari pemujaan keagamaan. Tari Pendet digunakan untuk bermain di Kuil Hindu di Bali. Tarian ini melambangkan penerimaan pada turunnya dewa ke bumi. Akhir-akhir ini, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah tarian ini menjadi tarian selamat datang meskipun masih mengandung sakral-religius simbol.

Tari Pendet dibuat oleh dua Penari Bali Maestro, Mr I Wayan Rindi dan Ibu Ni Ketut Reneng pada tahun 1950. Pak Wayan Rindi adalah Maestro Bali yang dikenal karena kemampuannya untuk menulis dan melestarikan seni tari dari generasi ke generasi. Dia mengajar banyak Tari Bali termasuk tari Pendet kepada masyarakat dan keluarga.

Tidak seperti jenis tari pertunjukan yang memerlukan pelatihan intensif, Tari Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pria dan wanita, anak-anak dan orang dewasa. Tarian ini diajarkan dengan mengikuti langkah dari pemimpin biasanya adalah seorang penatua atau wanita senior.

Tari Pendet dilakukan secara berkelompok atau berpasangan. Tarian ini digunakan untuk bermain setelah Rejang Tari di halaman Pura, dan umumnya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan pakaian upacara dan tiap penari membawa sangku (peralatan keagamaan tradisional Bali), guci, mangkuk dan peralatan persembahan yang lain.

Tari Bali dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, ''wali'' (sakral), ''bebali'' (upacara) dan ''balih-balihan'' (hiburan). Tari wali dan bebali dapat ditarikan di tempat dan waktu tertentu biasanya dipentaskan di halaman bagian dalam Pura. Sedangkan tari Bebali dipentaskan di halaman tengah (jaba tengah). Sebaliknya tari balih-balihan ditarikan di halaman luar pura (jaba sisi) dalam acara yang bersifat hiburan.

Tari Wali
Tari wali, merupakan tarian sakral, dipentaskan di halaman bagian dalam pura (jeroan). Jenis tari ini meliputi tari Rejang, yaitu tarian yang ditampilkan oleh wanita secara berkelompok di halaman pura pada saat berlangsungnya upacara. Tari rejang memiliki gerakan yang sederhana dan lemah gemulai. Jenis lainnya adalah tari Baris, yaitu jenis tarian pria, ditarikan dengan gerakan yang maskulin. Berasal dari kata bebaris yang bermakna prajurit, tarian ini dibawakan secara berkelompok, berisi 8 sampai 40 penari. Kemudian tari Pendet, yaitu tarian pembuka upacara di pura. Penari yang terdiri dari wanita dewasa menari sambil membawa perlengkapan sesajen. Gerakan Tari Pendet lebih dinamis dibanding Tari Rejang. Kini, Pendet telah ditarikan untuk hiburan, terutama sebagai tari penyambutan. Serta Sanghyang Dedari, yaitu tari yang memasukkan unsur-unsur kerasukan guna menghibur dewa-dewi, meminta berkat dan menolak bala. Dan yang terahir adalah Barong, yaitu seni tari yang menceritakan pertarungan antara kebajikan dan kejahatan. Tokoh utama adalah barong, hewan mistik yang diperankan dua penari pria, seorang memainkan kepala dan kaki depan, seorang lagi jadi kaki belakang dan ekor.

Bebali
Bebali adalah jenis tarian upacara, biasanya dipentaskan di halaman tengah pura. Tari ini sifatnya di antara sakral dan hiburan. Jenis tari ini adalah tari Gambuh. Yaitu sendratari Bali yang tertua. Musik, literatur dan kosakata yang digunakan dalam tariannya diturunkan dari periode Majapahit di Pulau Jawa. Pertunjukkan ini biasanya ditampilkan di pura pada saat hari-hari besar dan upacara.

Balih-balihan
Balih-balihan adalah jenis tarian yang bersifat non-religius dan cenderung menghibur. Ditampilkan di halaman depan atau luar pura. Jenis-jenisnya meliputi Janger, yaitu tarian pergaulan yang dibawakan oleh penari laki-laki maupun perempuan. Penari putri mengenakan mahkota berbentuk merak berwarna emas dan hiasan daun kelapa kering. Sebagian besar tarian ditampilkan dalam posisi duduk, dengan gerakan-gerakan tangan, bahu dan mata. Kemudian jenis Kebyar atau kekebyaran yang dapat ditarikan secara solo, duet, trio, kelompok atau dalam sendratari. Tari ini diiringi dengan permainan gamelan gong kebyar. Selanjutnya adalah Legong yaitu tarian yang diciptakan oleh Pangeran Sukawati berdasarkan mimpinya melihat bidadari. Penari legong yang berjumlah 3 orang menari mengikuti permainan gamelan semar pagulingan. Jenis yang terahir adalah Kecak yaitu tarian beramai-ramai yang dibawakan di malam hari mengelilingi api unggun. Ditampilkan oleh seratus atau lebih pria sambil duduk, dipimpin oleh pendeta di tengah-tengah. Tari kecak tak diiringi musik, tapi hanya tepukan telapak tangan yang memukul bagian-bagian dari tubuh agar menghasilkan suara. Mereka mengucapkan kata-kata "cak, cak, cak" untuk menghasilkan suatu paduan suara unik.

Bagi masyarakat Bali, Tari bukan hanya tari tradisional tetapi lebih dari itu adalah gaya hidup Bali. Ini adalah bagian dari budaya Bali dan kehidupan keagamaan. (sumber: Wikipedia.org

Tari Baris

Tari Kecak

Tari Legong

Tari Pendet

Read More->

Panting: Eksistensi Musik Suku Dayak

Tak ada satu pun suku-suku di Indonesia yang tidak mempunyai tradisi seni. Tradisi-tradisi ini merupakan ekspresi rohani yang berkaitan dengan ungkapan rasa tentang perjalanan hidup manusia. Seperti suku Dayak Banjar Kalimantan Selatan misalnya. Suku ini mempunyai kesenian tradisional bernama musik Panting. Disebut musik Panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan Panting, sejenis gambus yang memakai senar (panting) maka disebut musik Panting.

Pada awalnya, musik Panting berasal dari daerah Tapin, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Panting merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk seperti gambus Arab tetapi ukurannya lebih kecil. Pada waktu dulu musik panting hanya dimainkan secara perorangan atau secara solo. Karena semakin majunya perkembangan zaman dan musik, maka musik panting sekarang ini dimainkan dengan alat-alat musik seperti babun, gong,dan biola dan pemainnya juga terdiri dari beberapa orang.
Nama musik panting berasal dari nama alat musik itu sendiri, karena pada musik Panting yang terkenal alat musiknya dan yang sangat berperan adalah Panting, sehingga musik tersebut dinamai musik panting.

Pada umumnya orang yang memainkan musik Panting adalah masyarakat Banjar. Tokoh yang paling terkenal sebagai pemain Panting adalah A. Sarbaini. Seiring dengan perkembangan zaman, pemain musik Panting menjadi semakin sedikit bahkan jarang ditemui.

Beberpa alat musik yang diperadukan dengan Panting meliputi, Babun, alat musik yang terbuat dari kayu berbentuk bulat, ditengahnya terdapat lubang, dan di sisi kanan dan kirinya dilapisi dengan kulit yang berasal dari kulit kambing. Babun dimainkan dengan cara dipukul. Kemudian Gong, yang terbuat dari aluminium berbentuk bulat dan ditengahnya terdapat benjolan berbentuk bulat. Gong dimainkan dengan cara dipukul. Selanjutnya adalah Biola, sejenis alat gesek, Suling bambu, yang dimainkan dengan cara ditiup, Ketipak, yang bentuknya mirip tarbang tetapi ukurannya lebih kecil, dan kedua sisinya dilapisi dengan kulit, serta Tamburin, alat musik pukul yang terbuat dari logam tipis dan biasanya masyarakat Banjar menyebut tamburin dengan nama ''guguncai''.

(Salah satu pertunukan Panting)

Menurut cara penyajiannya, Panting termasuk jenis musik ansambel campuran karena terdiri dari berbagai jenis alat musik. Dalam pertunjukan musik Panting, biasanya jumlah pantingnya sebanyak 3 buah dan ditambah alat-alat musik lainnya. Musik panting disebut juga dengan nama Japin apabila penyajiannnya diiringi dengan tarian. Musik panting disajikan dengan lagu-lagu yang biasanya bersyair pantun. Pantun tersebut berisi nasihat ataupun pantun petuah, dan pantun jenaka. Lagu yang dinyanyikan monoton. Artinya musik tersebut dinyanyikan tanpa ada reff. Pemain musik Panting memainkan musik tersebut dengan cara duduk, para pemain laki-laki duduk dengan bersila, sedangkan pemain perempuan duduk dengan bersimpuh.

Para pemain musik Panting pada umumnya mengenakan pakaian Banjar. Yang laki-laki mengenakan peci sebagai tutup kepala sedangkan pemain perempuan menggunakan kerudung.

Bagi masyarakat Dayak, musik Panting mempunyai fungsi sebagai hiburan, karena musiknya dan syair-syairnya yang kadang-kadang jenaka dan dapat menghibur orang banyak. Oleh karena itu, musik panting sering digunakan pada acara perkawinan, sebagai sarana pendidikan, karena di dalam musik Panting syainya berisi tentang nasihat-nasihat dan petuah, sebagai musik yang memiliki nilai-nilai agama, karena musik-musiknya mengandung unsur-unsur agama, serta berfungsi untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama warga masyarakat.
Referensi: Wikipedia.org
Read More->

Tarling: Melodi Hidup Orang Kecil Pantura

Bagi anda yang berdomisili di wilayah pantura khususnya wilayah Indramayu, tentu sudah tidak asing dengan istilah Tarling. Ya, Tarling merupakan salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen itar (gitar) dan suling (seruling) serta istilah Yen wis mlatar gage eling (Andai banyak berdosa segera bertaubat).

Sejarah

Asal-usul tarling mulai muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan musik Dermayonan dan Cerbonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930-an. Kala itu, anak-anak muda di berbagai pelosok desa di Indramayu dan Cirebon, menerimanya sebagai suatu gaya hidup. Pada 1935, alunan musik tarling juga dilengkapi dengan kotak sabun yang berfungsi sebagai kendang, dan kendi sebagai gong. Kemudian pada 1936, alunan tarling dilengkapi dengan alat musik lain berupa baskom dan ketipung kecil yang berfungsi sebagai perkusi.

Salah Satu Pertunjukan Tarling
Nama tarling saat itu belum digunakan sebagai jenis aliran musik. Saat itu nama yang digunakan untuk menyebut jenis musik ini adalah Melodi Kota Ayu untuk wilayah Indramayu dan Melodi Kota Udang untuk wilayah Cirebon. Nama tarling baru diresmikan saat RRI sering menyiarkan jenis musik ini dan oleh Badan Pemerintah Harian (saat ini DPRD) pada tanggal 17 Agustus 1962 meresmikan nama Tarling sebagai nama resmi jenis musiknya.

Nama-nama yang melambungkan tarling hingga ke berbagai pelosok daerah antara lain Jayana, Raden Sulam, Carinih, Yayah Kamsiyah, Hj Dariyah, dan Dadang darniyah. Dan tahun 1950-an di Kabupaten Cirebon muncul tokoh tarling bernama Uci Sanusi.

Pada dekade 1960-an muncul tokoh lain yang melambungkan jenis musik ini, yakni Abdul Adjib, dari Desa Buyut, Kecamatan Cirebon Utara, Kabupaten Cirebon, dan Sunarto Martaatmadja, asal Desa Jemaras, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon. Lulut Casmaya dari Kabupaten Majalengka.

Perlu disoroti dalam hal ini, bahwa diantara seniman tarling ini mempunyai basic musik yang berbeda-beda. Jayana banyak dipengaruhi oleh musik gamelan. Uci Sanusi sebelumnya adalah seniman keroncong dan teater. Dan Abdul Adjib banyak dipengaruhi oleh orang tuanya yang mempunyai grup sandiwara. Dan Sunarto (kemudian lebih akrab dipanggil Kang Ato), Pepen Effendi dan Maman S. mengkombinasikannya dengan musik dangdut.

Tarling memang jenis kesenian grass root, tidak lahir dari keraton, musik ini tidak bersifat istana sentris yang memiliki pakem tersendiri atau ritme yang teratur seperti seni yang lahir dilingkungan dalem keraton. Musik ini mengalir seperti air dalam kehidupan masyakatnya. Oleh sebab itu, ia selalu berkembang mengiringi perubahan zaman. Syair-syair dalam tarling selalu menceritakan kisah sehari-hari yang sarat pesan moral, menggambarkan kehidupan masyarakat di pesisir pantura Jawa Barat. Nasehat, pegat-balen (Kawin Cerai), wayuan (Poligami), demenan (cinta), masalah rumah tangga, kebiasaan masyarakat (mabuk, maen, madon—minuman keras, judi, main perempuan), menjadi tema utama dalam lagu-lagu tarling.

Diawal perkembanganya syair tarling lebih mengadopsi pada kiser dermayonan dan cerbonan (sastra lisan semacam pantun). Seperti Jayana dalam kiser manunggal-nya yang masih bisa kita nikmati sampe sekarang. Menceritakan seorang Jayana tak luput dari cerita mengenai kemerduan suaranya, alkisah sewaktu ia tertangkap oleh tentara Belanda, segera ia dijembloskan ke penjara. Selama ia beberapa hari ia mendekam disana. Nasib baik berpihak padanya, kala tentara Belanda sedang bertengkar, mempermasalahkan masalah gitar. Jayana meminta gitar tersebut untuk dimainkannya. Dengan lihai dia petik, alunan melodi indah tarling dan suara khas Jayana menghipnotis tentara. Akhir cerita dia bisa melarikan diri.

Cerita Jayana dan mitosnya memang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Tapi, begitulah adanya cerita yang berkembang di masyarakat. Seniman asal Karangampel Indramayu ini, memang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam memainkan gitar dan yang paling dielu-elukan adalah suaranya yang merdu, tinggi, dan ciri khas nada pesisiran.

Syair Nasehat banyak dipopulerkan oleh Hj. Dariyah dalam lagunya seperti, Manuk dara sepasang, Gambaran urip, Pedet nuntun sapi, Pikir-pikir dingin. Atau drama tarling Baridin yang dipopulerkan H. Abdul Adjib yang mengisahkan cerita cinta yang dibumbui mistis dengan pelet “jaran guyang*”, konon bisa membuat hati seseorang bisa tergila-gila. Juga tentang status sosial antara si kaya dan si miskin, diolah secara apik membuat penontonnya hanyut kedalam cerita penuh intrik dan kesedihan, dengan gilanya Suratminah sampe kematiannya gara-gara kemat jaran guyang Baridin yang ditolak cintanya, penolakan lamaran, serta penghinaanya karena ia orang miskin. Mengajarkan bagaimana kita seharusnya memposisikan makna cinta dalam posisinya sebagai cerita bahagia dan arti sesungguhnya—tiada paksaan dan penghinaan, serta juga penghargaan sesama insan.

Dekade 90

Dalam dekade selanjutnya dimana musik dangdut dalam masa keemasannya, musik tarling pun tanpa terkecuali ikut terkontaminasi dangdut. Sebagaimana dijelaskan diatas, seniman tarling seperti Kang Ato, Maman, dan Pepen mengawinkanya dengan dangdut, pada saat itulah istilah tarling dangdut populer. Almarhum Yoyo Suwaryo (1955-2002), pada saat itu masih bergabung dengan Hj. Dariyah—tarling Cahaya Muda, mulai meramaikan jagat panggung tarling dangdut. Dimana nantinya ia merajai dunia tarling kala mendirikan Tarling Dharma Muda yang dipimpinnya. Membicarakan tarling kita tak bisa tanpa menghadirkan sosok yang satu ini. Salah satu seniman tarling yang paling produktif dalam menciptakan dan membawakan lagu-lagu tarling.


Menurut salah satu mantan punggawanya, dalam satu tahun Tarling Dharma Muda bisa manggung lebih dari 200 panggungan. Walaupun Bukan yang pertama mengenalkan tarling dangdut, semua lagu-lagunya banyak menjadi inspirasi bagi seniman seangkatan dan sesudahnya. Lagunya begitu dilempar dipasaran langsung jadi hits semua. Pantas beliau dijadikan Raja Tarling, mencari seniman tarling sekaliber dia sangat susah dicari tandingannya. Meskipun tidak memiliki keterampilan bermain musik. Namun, insting musik beliau lah faktor utama, bagimana menciptakan musik yang berkelas.



Selepas kepergian almarhum, tarling dangdut mati suri, musik tarling menjelma menjadi organ tunggal sampai sekarang. Seniman seperti Ipang Supendi, Aas Rolani, Dewi Kirana, Nunung Alvi, Wadi Oon, Eddy Zacky, Wulan, Rendy Raundi, Dedi Yohana, menjadi mega bintang idola tarling seantero pantura Jawa Barat.

Tapi satu hal yang pasti, seni tarling saat ini meskipun telah hampir punah. Namun demikian, tarling selamanya tidak akan bisa dipisahkan dari sejarah masyarakat pesisir pantura. Dikarenakan tarling adalah jiwa mereka, dengan ikut sawer keatas panggung atau sekedar melihatnya, dan mendengarnya seolah mampu menghilangkan beratnya beban hidup yang menghimpit. Lirik lagu maupun kisah yang diceritakan di dalamnya, juga mampu memberikan pesan moral yang mencerahkan dan menghibur.

Tokoh Legendaris
Uci Sanusi
Jayana
Sunarto Martaatmadja
Abdul Adjib
Lulut Casmaya
Hj. Dariyah
Maman Suparman
Pepen Effendi

Penyanyi tarling dangdut
Aas Rolani
Cucun Novia
Nunung Alvi
Yoyo Suwaryo
Dewi Kirana

Sumber:
Artikel ini akan terus diperbaharui
Read More->